Minggu, 23 Desember 2012

[Fan Fiction] sequel Tears In Heaven _Always In my heart_


Fan Faction

Title                 : Tears in Heaven sequel (Always In my Heart)
Author             : Devy Destiani
Main cast         : Yesung
                          Kim Jin Sun
Genre : Romance

*annyeong, selamat datang dan bergabung. Saya membawa cerita, ini adalah lanjutan dari cerita kemaren Tears In heaven. Nah karena ada yang pingin secuel nya ini aku buatin. Semoga sukaaa… :D langsung aja cekodoott..
.
.
.
.


            Kini yeoja yang paling aku cintai telah tenang di surga, aku harap dia bahagia disana. Hari ini tepat satu bulan setelah kematian Jinsun, dan tepat di hari ini pula seharusnya kami mengikat janji cinta kita untuk sehidup semati. Tapi kini jalan kita telah berbeda, Tuhan telah mengambilnya dari sisiku.
            Ku langkahkan kakiku mendekati makam Jinsun, terlihat di sekelilingnya di Tanami bunga-bunga yang dia sukai, terlihat cantik dan indah. Aku simpan setangkai mawar putih di atas makamnya, bunga yang sangat dia sukai.
     “Chagi-ya. Apa kabar kau disana? Aku merindukanmu disini.” Kataku dan duduk berlutut di samping makam yeojaku
    “Chagi, apakah kau melihatku di sana ? apa kau juga tersenyum padaku? Chagi, sekalipun kini kau telah pergi jauh meninggalkanku. Hati ini akan tetap tertuju padamu. Walaupun aku sudah tak bisa melihat betapa cantiknya dirimu, tapi senyumanmu slalu terukir indah di hatiku chagi.” Aku terdiam sesaat sambil menahan air mataku
            Desiran angin sore hari mengiringiku, angin seolah tau apa yang sedang aku rasakan saat ini. Perlahan daun-daun berwarna coklat berguguran, musim gugur telah tiba.
     “chagi, lihatlah musim gugur. Bukankan kau sangat suka? Dan kau ingat saat pertama kali kita bertemu?” tanyaku


__Flash Back__

Satu tahun yang lalu…….

            Musim gugur, hari yang indah untuk jalan-jalan. Aku pergi ke sebuah taman kecil di tengah kota seoul, disana ramai sekali, banyak orang yang ingin menikmati hari pertama musim gugur. Dan sepertinya aku adalah salah satu orang yang ingin menikmati hal itu.
            Kulangkahkan kakiku perlahan mengitari taman itu, terlihat beberapa daun mulai jatuh berguguran, dan mataku terpaku pada seorang yeoja yang sedang duduk di bawah pohon sambil memegang sebuah buku dan pensil di tangannya.
            Aku duduk di sebuah kursi taman yang berada tepat di hadapan yeoja itu, aku dan dia tidak begitu jauh, pandanganku tak pernah lepas dari yeoja itu. “yeoja cantik, aku menyukainya.”
            Tiba-tiba aku lihat kertas yang dia pegang terbang jauh dan dia segera mengejarnya.
“aaahhh, kenapa terbang?” terdengar yeoja itu berbicara
            Kertas itu terbang ke arahku, aku jongkok untuk mengambil kertas itu dan sesaat memperhatikannya, “ini, bukankah ?” kataku dalam hati
            Aku melihat sebuah gambar di kertas itu, dan ternyata yeoja itu mengambar diriku yang sedang duduk di sebuah kursi, memakai jaket dan gambarnya terlihat sangat nyata. Aku lihat yeoja itu segera menghampiriku.
     “aahh, maafkan aku.” Kata yeoja itu
     “gambarmu bagus.” Kataku sambil memberikan kertas itu dan tak lupar senyum
     “ahh, gamsahamnida,” jawabnya tersipu malu
     “tapi, kenapa kau menggambar diriku?” tanyaku
            Yeoja itu menatap wajahku dengan sedikit bingung. “aaahh, karena kau objek yang sangat bagus, dari manapun.” Katanya
     “apa kau seorang pelukis?”
     “anniyo, aku hanya suka menggambar.”
     “aku suka !!”
     “ne ??” yeoja itu kaget
     “ah tidak, duduk.” Ajakku
            Kami duduk di sebuah kursi yang tadi aku duduki sendiri, kini yeoja itu ada di sampingku. Sejenak kami terdiam sibuk dengan pikiran kami masing-masing, “yesung imnida” kataku memulai pembicaraan.
     “Kim Ji Sun imnida.” Balasnya sambil tersenyum
     “apa kau suka musim gugur?”
     “yaa, aku sangat suka. Karena saat musimgugur aku bisa melihat daun-daun berjatuhan dan…” dia terdiam dan menatap wajahku “dan maaf aku terlalu banyak bicara” katanya sambil menundukan wajahnya
            Gadis yang benar-benar unik, aku kira dia hanya akan menjawab pertanyaanku dengan singkat lalu kembali terdiam, ternyata dia sangat berbeda. Tapi aku suka dia yang berceloteh seperti itu.
     “ahh, tidak usah malu. Aku suka mendengarkanmu.” Kataku sambil tersenyum manis kearahnya
     “ahh jinjayo?” katanya “tapi sudah lah lupakan, kita baru saja bertemu tapi aku sudah terlalu banyak berceloteh padamu. Maafkan aku karena membuang waktumu.” Lajutnya sambil beranjak dari duduknya
     “Jinsun-ssi, aku tidak keberatan kau berceloteh panjang lebar padaku sekalipun kita baru bertemu. Kau menarik aku ingil kenal banyak tentangmu.” Kataku yang tiba tiba saja terlontar dari mulutku
            Yaa itu perkataan jujur, aku sangat ingin mengenalnya lebih jauh. Lebih dari apa yang aku tau saat ini.

            __Flash Back End__
     “Chagi, kau tau. Gambar pertama yang kau berikan padaku selalu aku simpan baik-baik. Aku tak ingin itu rusak, karena dengan itu aku bisa mengenangmu.
            Aku masih tertunduk lemas di depan makan Jinsun, sungguh berat melepas kepergiannya. Sampai saat ini aku masih belum bisa kehilangannya, hidupku berubah setelah dia pergi.
            Seorang yeoja parubaya datang menghampiriku “permisi, apakah kau Yesung?”
            Dia, dia, mengapa mengetahui namaku? Apa aku mengenalnya? Tapi sepertinya aku tidak pernah mengenalnya. “iya, anda siapa?”
     “ini !!” dia menyodorkan sebuah surat
     “apa ini ?” Tanya ku bingung sambil mengambil surat itu
     “surat ini di titipkan nona JinSun satu hari sebelum kecelakaan itu terjadi.” Jelas yeoja itu
     “maksud anda?” aku masih bingung.

___ Flash Back__

Hari ini Jinsun datang mengunjungi makam Eomma nya yang sudah lama meninggal, dia menangis di atas makam ibunya. Beberapa hari ini dia sudah merasakan kejanggalan dalam dirinya. Bamun dia tiding mengerti itu.
     “Eomma, aku datang. Aku merindukanmu eomma.” Katanya sambil terisak “apakah aku bisa bertemu denganmu? Aku sangat ingin bertemu.”
            Jinsun berhenti sesaat sambil mengatur nafasnya. “eomma, tunggu aku ya. Kita akan bertemu. Aku sangat menyayangimu.”
            Jisun sudah mendapat firasat kalau dia akan menyusul ibunya, dia datang menghampiri seorang ibu paru baya yang selalu merawat makam eommanya. Dia menulis sebuah surat di kertas lalu menitipkannya.
    “ahjumma, aku titip ini. Suatu hari akan ada seorang namja yang datang dia Yesung dia namja chingu ku. Dan saat kau bertemu dengannya tolong berikan surat ini. Dan terimakasih ahjumma kau merawat makam eommaku dengan baik, kelak kau harus merawat makamku juga dengan baik. Gomawo..” katanya langsung memeluk yeoja itu
     “nona kenapa bicara seperti itu?”
     “tidak apa, aku pergi dulu.” Katanya dan meninggalkan yeoja itu.
            Setelah itulah kecelakaan maut itu terjadi, dan apa yang Jisun katakana bahwa dia ingin bertemu dengan eommanya akan terkabul.

___Flash Back end__

            Aku membuka perlahan surat itu, air mataku tak dapat terbendung lagi..
Yesung oppa, mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah tenang di surga,
Oppa, kelak di saat aku sudah pergi carilah yeoja yang lebih baik dariku,
Oppa aku titip eonniku padamu ya. Anggap dia nunamu sendiri. Oppa aku tau saat ini kau menangis, jangan menangis, aku tak ingin melihat orang yang aku sayangi menangis.
Satuhal yang harus kau tau oppa, aku sangat mencintaimu, saranghae. Selamanya, sampai aku mati kau tetap cintaku.


                        Salam saying dariku :
                                Jin Sun

            Aku menangis saat membaca surat itu, aku tidak menyangka dia mempunyai firasat bawa dia akan pergi selamanya. Kenapa takdir ini terlalu menyakitkan bagiku. Aku memegang dadaku yang terasa di tusuk oleh ribuan jarum, sangat sakit rasanya. Aku menatap makam Jinsun.
     “chagi, jangan pinta aku untuk mencari yang lebih baik dari dirimu. Karena bagiku kau yang terbaik.” Kataku masih tetap menangis
     “chagi-ya, harus kau tau aku mencintaimu di sepanjang waktuku, dan kau tau semua ini abadi selamanya. Aku mencintaimu Chagi, saranghae.” Kataku lalu mengecup lembut batu nisan yang terukir nama Jisun di sana
            Aku melangkah pergi meninggalkan makam jisun dengan berat hati Karena aku tak ingin berpisah dengannya. “chagi kau kan slalu ada di hatiku, apapun yang terjadi. Tak ada yang bisa menggantikan posisimu dihatiku. Percayalah itu.”


___The End__


Don't forget RCL :) gomawo :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar