Fan
Faction
Title : Tears in Heaven sequel (Always
In my Heart)
Author : Devy Destiani
Main
cast : Yesung
Kim Jin Sun
Genre : Romance
*annyeong,
selamat datang dan bergabung. Saya membawa cerita, ini adalah lanjutan dari
cerita kemaren Tears In heaven. Nah karena ada yang pingin secuel nya ini aku
buatin. Semoga sukaaa… :D langsung aja cekodoott..
.
.
.
.
Kini yeoja yang paling aku cintai
telah tenang di surga, aku harap dia bahagia disana. Hari ini tepat satu bulan
setelah kematian Jinsun, dan tepat di hari ini pula seharusnya kami mengikat
janji cinta kita untuk sehidup semati. Tapi kini jalan kita telah berbeda,
Tuhan telah mengambilnya dari sisiku.
Ku langkahkan kakiku mendekati makam
Jinsun, terlihat di sekelilingnya di Tanami bunga-bunga yang dia sukai,
terlihat cantik dan indah. Aku simpan setangkai mawar putih di atas makamnya,
bunga yang sangat dia sukai.
“Chagi-ya. Apa kabar kau disana? Aku
merindukanmu disini.” Kataku dan duduk berlutut di samping makam yeojaku
“Chagi, apakah kau melihatku di sana ? apa
kau juga tersenyum padaku? Chagi, sekalipun kini kau telah pergi jauh
meninggalkanku. Hati ini akan tetap tertuju padamu. Walaupun aku sudah tak bisa
melihat betapa cantiknya dirimu, tapi senyumanmu slalu terukir indah di hatiku
chagi.” Aku terdiam sesaat sambil menahan air mataku
Desiran angin sore hari
mengiringiku, angin seolah tau apa yang sedang aku rasakan saat ini. Perlahan
daun-daun berwarna coklat berguguran, musim gugur telah tiba.
“chagi, lihatlah musim gugur. Bukankan kau
sangat suka? Dan kau ingat saat pertama kali kita bertemu?” tanyaku
__Flash
Back__
Satu
tahun yang lalu…….
Musim gugur, hari yang indah untuk
jalan-jalan. Aku pergi ke sebuah taman kecil di tengah kota seoul, disana ramai
sekali, banyak orang yang ingin menikmati hari pertama musim gugur. Dan
sepertinya aku adalah salah satu orang yang ingin menikmati hal itu.
Kulangkahkan kakiku perlahan
mengitari taman itu, terlihat beberapa daun mulai jatuh berguguran, dan mataku
terpaku pada seorang yeoja yang sedang duduk di bawah pohon sambil memegang
sebuah buku dan pensil di tangannya.
Aku duduk di sebuah kursi taman yang
berada tepat di hadapan yeoja itu, aku dan dia tidak begitu jauh, pandanganku
tak pernah lepas dari yeoja itu. “yeoja cantik, aku menyukainya.”
Tiba-tiba aku lihat kertas yang dia
pegang terbang jauh dan dia segera mengejarnya.
“aaahhh,
kenapa terbang?” terdengar yeoja itu berbicara
Kertas itu terbang ke arahku, aku
jongkok untuk mengambil kertas itu dan sesaat memperhatikannya, “ini, bukankah
?” kataku dalam hati
Aku melihat sebuah gambar di kertas
itu, dan ternyata yeoja itu mengambar diriku yang sedang duduk di sebuah kursi,
memakai jaket dan gambarnya terlihat sangat nyata. Aku lihat yeoja itu segera
menghampiriku.
“aahh, maafkan aku.” Kata yeoja itu
“gambarmu bagus.” Kataku sambil memberikan
kertas itu dan tak lupar senyum
“ahh, gamsahamnida,” jawabnya tersipu malu
“tapi, kenapa kau menggambar diriku?”
tanyaku
Yeoja itu menatap wajahku dengan
sedikit bingung. “aaahh, karena kau objek yang sangat bagus, dari manapun.”
Katanya
“apa kau seorang pelukis?”
“anniyo, aku hanya suka menggambar.”
“aku suka !!”
“ne ??” yeoja itu kaget
“ah tidak, duduk.” Ajakku
Kami duduk di sebuah kursi yang tadi
aku duduki sendiri, kini yeoja itu ada di sampingku. Sejenak kami terdiam sibuk
dengan pikiran kami masing-masing, “yesung imnida” kataku memulai pembicaraan.
“Kim Ji Sun imnida.” Balasnya sambil
tersenyum
“apa kau suka musim gugur?”
“yaa, aku sangat suka. Karena saat
musimgugur aku bisa melihat daun-daun berjatuhan dan…” dia terdiam dan menatap
wajahku “dan maaf aku terlalu banyak bicara” katanya sambil menundukan wajahnya
Gadis yang benar-benar unik, aku
kira dia hanya akan menjawab pertanyaanku dengan singkat lalu kembali terdiam,
ternyata dia sangat berbeda. Tapi aku suka dia yang berceloteh seperti itu.
“ahh, tidak usah malu. Aku suka
mendengarkanmu.” Kataku sambil tersenyum manis kearahnya
“ahh jinjayo?” katanya “tapi sudah lah
lupakan, kita baru saja bertemu tapi aku sudah terlalu banyak berceloteh
padamu. Maafkan aku karena membuang waktumu.” Lajutnya sambil beranjak dari
duduknya
“Jinsun-ssi, aku tidak keberatan kau
berceloteh panjang lebar padaku sekalipun kita baru bertemu. Kau menarik aku
ingil kenal banyak tentangmu.” Kataku yang tiba tiba saja terlontar dari
mulutku
Yaa itu perkataan jujur, aku sangat
ingin mengenalnya lebih jauh. Lebih dari apa yang aku tau saat ini.
__Flash Back End__
“Chagi, kau tau. Gambar pertama yang kau
berikan padaku selalu aku simpan baik-baik. Aku tak ingin itu rusak, karena
dengan itu aku bisa mengenangmu.
Aku masih tertunduk lemas di depan
makan Jinsun, sungguh berat melepas kepergiannya. Sampai saat ini aku masih
belum bisa kehilangannya, hidupku berubah setelah dia pergi.
Seorang yeoja parubaya datang
menghampiriku “permisi, apakah kau Yesung?”
Dia, dia, mengapa mengetahui namaku?
Apa aku mengenalnya? Tapi sepertinya aku tidak pernah mengenalnya. “iya, anda
siapa?”
“ini !!” dia menyodorkan sebuah surat
“apa ini ?” Tanya ku bingung sambil
mengambil surat itu
“surat ini di titipkan nona JinSun satu
hari sebelum kecelakaan itu terjadi.” Jelas yeoja itu
“maksud anda?” aku masih bingung.
___
Flash Back__
Hari
ini Jinsun datang mengunjungi makam Eomma nya yang sudah lama meninggal, dia
menangis di atas makam ibunya. Beberapa hari ini dia sudah merasakan
kejanggalan dalam dirinya. Bamun dia tiding mengerti itu.
“Eomma, aku datang. Aku merindukanmu
eomma.” Katanya sambil terisak “apakah aku bisa bertemu denganmu? Aku sangat
ingin bertemu.”
Jinsun berhenti sesaat sambil
mengatur nafasnya. “eomma, tunggu aku ya. Kita akan bertemu. Aku sangat
menyayangimu.”
Jisun sudah mendapat firasat kalau
dia akan menyusul ibunya, dia datang menghampiri seorang ibu paru baya yang
selalu merawat makam eommanya. Dia menulis sebuah surat di kertas lalu
menitipkannya.
“ahjumma, aku titip ini. Suatu hari akan
ada seorang namja yang datang dia Yesung dia namja chingu ku. Dan saat kau
bertemu dengannya tolong berikan surat ini. Dan terimakasih ahjumma kau merawat
makam eommaku dengan baik, kelak kau harus merawat makamku juga dengan baik.
Gomawo..” katanya langsung memeluk yeoja itu
“nona kenapa bicara seperti itu?”
“tidak apa, aku pergi dulu.” Katanya dan
meninggalkan yeoja itu.
Setelah itulah kecelakaan maut itu
terjadi, dan apa yang Jisun katakana bahwa dia ingin bertemu dengan eommanya
akan terkabul.
___Flash
Back end__
Aku membuka perlahan surat itu,
air mataku tak dapat terbendung lagi..
Yesung oppa, mungkin saat kau
membaca surat ini aku sudah tenang di surga,
Oppa, kelak di saat aku sudah
pergi carilah yeoja yang lebih baik dariku,
Oppa aku titip eonniku padamu ya.
Anggap dia nunamu sendiri. Oppa aku tau saat ini kau menangis, jangan menangis,
aku tak ingin melihat orang yang aku sayangi menangis.
Satuhal yang harus kau tau oppa,
aku sangat mencintaimu, saranghae. Selamanya, sampai aku mati kau tetap
cintaku.
Salam
saying dariku :
Jin Sun
Aku menangis saat membaca surat itu,
aku tidak menyangka dia mempunyai firasat bawa dia akan pergi selamanya. Kenapa
takdir ini terlalu menyakitkan bagiku. Aku memegang dadaku yang terasa di tusuk
oleh ribuan jarum, sangat sakit rasanya. Aku menatap makam Jinsun.
“chagi, jangan pinta aku untuk mencari
yang lebih baik dari dirimu. Karena bagiku kau yang terbaik.” Kataku masih
tetap menangis
“chagi-ya, harus kau tau aku mencintaimu
di sepanjang waktuku, dan kau tau semua ini abadi selamanya. Aku mencintaimu
Chagi, saranghae.” Kataku lalu mengecup lembut batu nisan yang terukir nama
Jisun di sana
Aku melangkah pergi meninggalkan
makam jisun dengan berat hati Karena aku tak ingin berpisah dengannya. “chagi
kau kan slalu ada di hatiku, apapun yang terjadi. Tak ada yang bisa
menggantikan posisimu dihatiku. Percayalah itu.”
___The End__
Don't forget RCL :) gomawo :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar